Saran ini terdengar menarik, tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menganggapnya sebagai cara yang "sangat mudah" untuk membeli rumah dengan nol rupiah:
Risiko: Mengelola bisnis ternak kambing memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Ada risiko yang terkait dengan penyakit, cuaca buruk, kenaikan harga pakan, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kesehatan dan profitabilitas ternak.
Waktu: Mencapai 800 juta rupiah dari modal awal 50 juta rupiah dalam dua tahun adalah pencapaian yang luar biasa dan seringkali tidak terjadi secara realistis. Bisnis ternak biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk tumbuh dan menghasilkan keuntungan yang signifikan.
Modal Awal: Meskipun Anda tidak menggunakan KPR bank atau pinjaman lainnya, Anda masih memerlukan modal awal sebesar 50 juta rupiah untuk membeli 100 ekor anakan kambing. Tidak semua orang memiliki jumlah modal awal yang sama, dan ini bisa menjadi hambatan bagi beberapa orang.
Keberlanjutan: Jika Anda ingin terus mengembangkan bisnis ternak kambing, Anda mungkin perlu menyediakan lebih banyak waktu dan sumber daya. Selain itu, bisnis ternak kambing juga memiliki biaya operasional yang harus dikelola.
Faktor-faktor Eksternal: Ada faktor eksternal yang dapat mempengaruhi harga kambing, seperti fluktuasi pasar dan kondisi ekonomi. Tidak ada jaminan bahwa harga akan selalu naik seperti yang dijelaskan dalam skenario ini.
Penting untuk melakukan riset dan perencanaan yang baik sebelum memutuskan untuk menjalankan bisnis seperti ini. Terlepas dari cara yang digunakan, membeli rumah dengan nol rupiah tetap merupakan tantangan yang besar dan memerlukan dedikasi, kerja keras, dan pengetahuan yang baik tentang keuangan dan investasi.